Obat Diabetes dari Rumput Grinting, Seperti Apa?

In Indonesia, where grinting grass or Bermuda grass is attributed as weeds. However, behind it all, it turns out that the grass can be used as an herbal remedy for curing diabetes, you know!  The study was initiated by five students of the Faculty of Veterinary Medicine, University of Airlangga (Airlangga University), namely Anis Puji Lestari, Martia Rani Tacharina, Teguh Personal Bagus Ade Mahendra Putra, and Okviolla Resti Ertanti. Next, they put the idea of ​​making the diabetes drug into the Student Creativity Program (PKM).  Quoted from page brilio.net, according to one member of the research team, Martia Rani Tacharina, the idea of ​​making herbal medicine diabetes is motivated by the high cost of diabetes drugs on the market. Moreover, some of the ingredients of diabetes in Indonesia was still imported from other countries. In fact, Indonesia is a country with abundant biological richness with a variety of plants that can be used as a remedy for various diseases.  It is said Matia, grass grinting potential as an antidiabetic because rich in flavonoids, saponins, alkaloids, and vitamin C.  "In addition to having several advantages over other antidiabetic plants, grass grinting also easily obtained. The reason, he can grow anywhere, even in the rice field though," he added.  Martia explained, due mainly type 2 diabetics require regular therapy and in a very long time, the use of herbal medicine grass grinting believed to be safer and does not cause a lot of side effects.  "If a chemical drug can cause nausea, dizziness, metallic taste, anorexia, and diarrhea. While herbal medicine is considered more secure because it comes from nature," he explained.  The study them ujicobakan in animals and have shown encouraging results.  "Pre-clinical animal tests results are positive, that is able to lower glucose levels more effectively than metformin as the standard drug," said Martia.  For the next process, a team of researchers headed by Anis Puji Lestari will conduct clinical trials in humans. If these trials are successful, they will immediately throw it into the market antidiabetic products to be enjoyed by the wider community.
MAJU BERSAMA Poultry Shop


SURABAYA, JITUNEWS.COM - Di Indonesia, keberadaan rumput grinting atau rumput bermuda memang dikaitkan sebagai tanaman gulma. Namun, dibalik itu semua, ternyata rumput tersebut bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk menyembuhkan penyakit diabetes, lho!

Penelitian tersebut digagas oleh lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (UNAIR), yaitu Anis Puji Lestari, Martia Rani Tacharina, Teguh Bagus Pribadi, Ade Mahendra Putra, dan Okviolla Resti Ertanti. Selanjutnya, mereka menuangkan ide pembuatan obat diabetes tersebut ke dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Dikutip dari laman brilio.net, menurut salah satu anggota tim peneliti, Martia Rani Tacharina, ide pembuatan obat diabetes herbal tersebut dilatarbelakangi oleh tingginya harga obat diabetes yang beredar di pasaran. Apalagi, beberapa bahan obat diabetes di Indonesia ternyata masih impor dari negara lain. Padahal, Indonesia merupakan negara dengan kekayaan hayati yang melimpah dengan beragam jenis tumbuhan yang bisa dijadikan obat untuk berbagai penyakit.

Dikatakan Matia, rumput grinting berpotensi sebagai antidiabetes lantaran kaya akan kandungan flavonoid, saponin, alkaloid, dan juga vitamin C. 

"Selain memiliki beberapa keunggulan dibandingkan tanaman antidiabetes lainnya, rumput grinting juga mudah didapatkan. Pasalnya, ia bisa tumbuh dimanapun, bahkan di pematang sawah sekalipun," tambahnya.

Martia pun menjelaskan, karena penderita diabetes terutama tipe 2 membutuhkan terapi rutin dan dalam jangka waktu yang sangat lama, penggunaan obat herbal rumput grinting diyakini lebih aman dan tidak banyak menimbulkan efek samping.

"Kalau obat kimia bisa menimbulkan mual, pusing, kecap logam, anoreksia, dan diare. Sementara obat herbal ini dinilai lebih aman karena berasal dari alam," paparnya.

Penelitian tersebut mereka ujicobakan pada hewan dan menunjukkan hasil yang menggembirakan.

"Uji pre klinis pada hewan hasilnya positif, yaitu mampu menurunkan kadar glukosa lebih efektif dibandingkan metformin sebagai obat standar," kata Martia.

Untuk proses selanjutnya, tim peneliti yang diketuai oleh Anis Puji Lestari akan melakukan uji klinis pada manusia. Jika ujicoba tersebut sukses, mereka akan segera melemparkan produk antidiabetes itu ke pasaran agar bisa dinikmati masyarakat luas.