Khasiat Daun Kelor dan manfaatnya

Khasiat Daun Kelor dan manfaatnya - Hallo sahabatku KEANEKARAGAMAN FLORA INDONESIA, Kita jumpa lagi dihari ini . Pada Artikel ini anda baca dengan judul Khasiat Daun Kelor dan manfaatnya, kami telah mempersiapkan artikel ini sepesial buat anda untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. Kami berharap isi postingan Artikel Obat Herbal, yang kami tulis ini bisa anda pahami dengan mudah. Langsung aja yaa...kita mulai, Dan selamat membaca Artikel berikut ini.

Baca juga


Berikut artikel Khasiat Daun Kelor dan manfaatnya yang akan saya bagikan hari ini.
 

Dunia tak selebar daun kelor, peribahasa ini sering diungkapkan seseorang untuk menyatakan bahwa dunia ini luas. Meski kenyataannya, beberapa yang mengungkapkan tidak tahu selebar apa sebenarnya daun kelor tersebut. Untuk itu ada baiknya kita berkenalan dengan daun yang memiliki banyak manfaat dan cerita mitos yang terkandung di dalamnya.

Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian pohon 711 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau; bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, juga dapat disayur.

Kelor memiliki banyak manfaat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tercatat, ada lebih dari 300 penyakit yang dapat disembuhkan dari kelor, baik dari daun ataupun buahnya. Tak heran, kelor menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari yang sering digunakan sebagai sayuran dan bahan baku obat-obatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan bayi dan balita mengonsumsi daun kelor untuk masa pertumbuhan mereka. Selain itu, WHO juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa kelor berjasa sebagai penambah kesehatan murah selama 40 tahun di negara-negara termiskin di dunia.

National Institute of Health (NIH) pada 21 Maret 2008 pun mengatakan, bahwa pohon kelor telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit. Tradisi pengobatan ayurveda India kuno menunjukkan bahwa 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun moringa oleifera.

Di samping dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, pohon kelor juga dianggap pohon sakti. Hal inilah yang memunculkan mitos bahwa daun ini bisa mengalahkan kekuatan makhluk halus.

Pengaruh mitos bahwa daun kelor bisa untuk mengalahkan makhluk halus telah merasuk begitu dalam ke benak masyarakat nusantara, tak terkecuali juga para jawara sakti yang biasa mendapat kekuatan dengan bantuan makhluk halus. Mereka ikut termakan mitos tersebut dan sangat yakin bahwa kesaktiannya akan hilang jika berhadapan dengan daun kelor.

Dengan keyakinan seperti itu, sedikit saja mereka terkena sentuhan daun kelor maka secara psikologis kekuatannya akan runtuh duluan dan akhirnya memang fisiknya juga benar-benar ikut lemas dan ambruk.

Sekarang ini, di zaman yang disebut maju, masih banyak orang yang sulit untuk melepaskan diri dari belenggu mitos kesaktian daun kelor. Di perkampungan di Nusantara, di mana orang percaya bahwa jika ada orang yang sakit dan tergeletak lama namun tidak juga meninggal, maka orang tersebut diduga memiliki kesaktian tertentu yang harus segera dilepas dari tubuhnya. Untuk membantu melepas kesaktiannya, biasanya orang tersebut disapu dengan daun kelor hingga akhirnya dapat meninggal dengan tenang. Saat jasadnya dimandikan, orang tersebut juga disapu lagi dengan daun kelor supaya bersih dari segala makhluk dan benda mistis yang masih menempel pada jasadnya.

Selain untuk mengusir, mitosnya daun kelor juga dipercaya bisa menolak kedatangan makhluk halus. Di zaman serba teknologi seperti sekarang ini kadang masih bisa ditemukan ada rumah yang di atas pintu utamanya ditaruh seikat daun kelor sebagai penolak bala.

Terlepas dari mitos daun kelor, setidaknya melihat manfaatnya untuk penyembuhan penyakit membuat daun kelor memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk diperdagangkan. Setidaknya, investor Spanyol dan Tiongkok berminat untuk membeli daun kelor dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Beberapa waktu lalu, ada dua utusan dari Spanyol datang ke NTT. Mereka melihat langsung tanaman kelor di daratan Timor dan berminat untuk membeli dalam jumlah banyak," kata Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Achmad Yulianto di NTT, seperti dilansir dari Antara, Kamis (26/6).

Melihat peluang pasar bisnis daun kelor ini, tak heran Achmad Yulianto mengajak seluruh masyarakat daerah itu mengembangkan tanaman ini pada area pertanian, perkebunan ataupun lahan kosong.

Pihaknya akan membeli daun, bunga maupun biji kelor dari para petani dengan harga yang pantas. Menurut dia, daun dan buah dari tanaman kelor ini bisa juga di ekspor ke Jerman, Amerika dan juga Prancis.

Dia mengatakan, saat ini Korem 161/Wira Sakti bersama jajarannya gencar mengembangkan tanaman kelor di berbagai lokasi di provinsi kepulauan NTT.

Salah satu kabupaten yang paling menonjol saat ini adalah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), sebuah wilayah yang berbatasan darat dengan negara Timor Leste yang sudah menanam pohon kelor di atas lahan seluas 125 hektare.
Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian batang 7—11 meter.Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau; bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak.Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, juga dapat disayur.
Nama umum Indonesia: Kelor, limaran (Jawa) Inggris : Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree Melayu : kalor, merunggai, sajina Vietnam : Chùm ngây Thailand : ma-rum Pilipina : Malunggay


Deskripsi




Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda. Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm; buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.
Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
Penelitian terhadap manfaat tanaman mulai dari daun, kulit batang, buah sampai bijinya, sejak awal tahun 1980-an telah dimulai. Ada sebuah laporan hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait dengan pemanfaatan tanaman kelor untuk penghijauan serta penahan penggurunan di Etiopia, Somalia, dan Kenya oleh tim Jerman, di dalam berkala Institute for Scientific Cooperation, Tubingen, 1993. Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia, dan Sudan, karena sejak lama sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam pohon kelor, mengingat pohon tersebut dapat menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan. Di kawasan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah, dan terasering. Sehingga pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor, dan pada musim kemarau “tabungan” air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain. Juga karena sistem akar kelor cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi.
Periset dari Anna Technology University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, membuktikan bahwa daun kelor memang berkhasiat sebagai hepatoprotektor alias pelindung hati. Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, kelor mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung. “Bagian apa pun yang dipakai aman asal memperhatikan caranya,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Minumlah rebusan daun kelor selagi air hangat. Sebab, efek antioksidan masih kuat dalam keadaan hangat.
Menurut Dr. Paulus Wahyudi Halim di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, kelor memiliki energi dingin. Herbal seperti itu cocok untuk mengatasi penyakit dengan energi panas atau kelebihan energi seperti radang atau kanker.
Cara pemakaian nya dengan merebus 3 tangkai pada segelas air setelah itu minum airnya hangat hangat

Khasiat Daun Kelor

Bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengkonsumsi daun kelor. Perbandingan gram, daun kelor mengandung:
7 x vitamin C pada jeruk 4 x calcium pada susu 4 x vitamin A pada wortel 2 x protein pada susu 3 x potasium pada pisang
Organisasi ini juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun ini di negara-negara termiskin di dunia. Pohon kelor memang tersebar luas di padang-padang Afrika, Amerika Latin, dan Asia. National Institute of Health (NIH) pada 21 Maret 2008 mengatakan, bahwa pohon kelor “Telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit. Tradisi pengobatan ayurveda India kuno menunjukkan bahwa 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun moringa oleifera.

Manfaat utama daun kelor adalah:
  1. Meningkatkan ketahanan alamiah tubuh
  2. Menyegarkan mata dan otak
  3. Meningkatkan metabolisme tubuh
  4. Meningkatkan stuktur sel tubuh
  5. Meningkatkan serum kolesterol alamiah
  6. Mengurangi kerutan dan garis-garis pada kulit
  7. Meningkatkan fungsi normal hati dan ginjal
  8. Memperindah kulit
  9. Meningkatkan energi
  10. Memudahkan pencernaan
  11. Antioksidan
  12. Memelihara sistem imunitas tubuh
  13. Meningkatkan sistem sirkulasi yang menyehatkan
  14. Bersifat anti-peradangan
  15. Memberi perasaan sehat secara menyeluruh
  16. Mendukung kadar gula normal tubuh

Dari hasil analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya. Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).

Sumber:
Merdeka.com -
wikipedia.com

Itulah tadi Sahabat KEANEKARAGAMAN FLORA INDONESIA,sedikit uraian tentang Khasiat Daun Kelor dan manfaatnya.

Oh ya kawan, sebelum anda meninggalkan halaman ini mungkin beberapa artikel pada halaman di bawah ini juga sedang anda cari.

Semoga artikel Khasiat Daun Kelor dan manfaatnya yang saya bagikan di hari ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat buat anda semua. Oke, sampai disini dulu yaaaah....Lain kali jumpa di postingan artikel berikutnya.

Terimakasih anda telah membaca artikel Khasiat Daun Kelor dan manfaatnya dan bila artikel ini bermanfaat menurut anda tolong bagikan ke rekan sanak saudara anda agar mereka juga tahu tentang ha ini, bagikan artikel ini dengan alamat link http://flora-indonesiaku.blogspot.com/2015/11/khasiat-daun-kelor-dan-manfaatnya.html

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »